Sabtu, 28 Desember 2013

Mendung

Pagi ini cuaca mendung. Matahari pasti sudah terbit dari tadi. Hanya saja tertutup awan yang menggumpal terlampau tebal. Memang selalu begini akhir-akhir ini.

Fenomena pagi hari seperti ini memang cenderung membuat malas. Padahal, sejatinya pagi hari itu awalan hari. Cerah semestinya. Banyak inspirasi yang muncul waktu itu. Juga semangat baru memulai aktivitas baru. Namun, pagi yang kelabu membuat malas saja.

Kalau mengikuti suramnya pagi, hati tentu jadi tanpa semangat. Tanpa gairah melakukan kegiatan. Namun, lagi-lagi hidup adalah soal pilihan. Manusia bisa memilih, menjalani pagi dengan rasa malas, atau malah melawan rasa malas itu, dan memaksa diri untuk bersemangat. Menjalani hari dengan penuh antusias.

Boleh saja mengakali cuaca suram yang mendorong untuk malas. Dengan melaksanakan apa yang sudah direncanakan. Penuh semangat. Awalnya terasa berat, karena dipaksa. Namun, jadi ringan karena terbiasa. Lama-lama, mau tidak mau, suka tidak suka, karena sudah dipaksa, diri akan rela melakukannya.

Mudah saja menjadi pengikut situasi. Gampang pula jika hanya menjadi pengekor kondisi. Hanya menjalani ritme yang ada. Kalau tempo berjalan lambat, melakukan aktivitas juga santai, tanpa beban. Malas, kerjaan seringkali ditunda. Kalau tempo tiba-tiba berubah cepat, mendadak kaget. Ikutan cepat, padahal tak terbiasa. Jadinya beraktivitas dengan tergesa. Terkesan cepat, tapi banyak detail yang terlewat. Hasilnya tidak sempurnya, karena kerjanya setengah-setengah.

Para perekayasa situasi tidak begitu. Menjaga ritme hidup walau temponya berubah drastis. Sebab sudah terbiasa memaksa diri. Ada target capaian dalam setiap aktivitas. Diusahakan tiap detil terselesaikan. Sangat gusar kalau ada kesalahan, walaupun kecil, sedikit saja. Kerjaan tak boleh ditunda, sebab esok kerjaan baru datang lagi.

Walau pagi mendung, bagi perfeksionis, selalu menganggap pagi itu cerah.

Tidak ada komentar: