Minggu, 21 Agustus 2011

Sama-sama beda

Hadi merasa punya persamaan dengan Ikal, sama2 semangat bicara soal menuntut ilmu. Juga tentang sekolah ke luar negeri, dan proyek besar keliling dunia. Bagi keduanya, kerja keras dalam menuntut ilmu dapat dijadikan sebagai jalan untuk menaikkan harkat, derajat, dan martabat hidup.

Tapi mereka berbeda pendapat soal cinta terhadap perempuan. Ikal membiarkan saja asmaranya terbang, berkibar-kibar di angkasa. Hadi tidak. Soal cinta kepada perempuan, baginya, berarti bicara tentang pernikahan, sebuah ikatan suci. Perbedaan pemahaman di antara keduanya, dalam hal ini, mungkin bisa dimaklumi jika dilihat dari latar belakang lingkungan hidup di mana keluarganya dibesarkan. Ikal dari keluarga miskin pendulang timah di Belitong, yang melayu tulen dan bangga mengaku sebagai orang udik. Hadi anak sederhana dari seorang sarjana agama, sejak kecil nyantri di Jombang, dan bangga mengaku sebagai santri meski dianggap kampungan.

Meski sama2 terkena perasaan cinta saat pertama kali menginjak masa puber, tapi tanggapan berbeda. Ikal selalu menggebu bicara soal perasaan suka pada A Ling, Hadi selalu menahan agar perasaan suka pada Nina tidak menjadi-jadi.

Tidak ada komentar: