Minggu, 21 Agustus 2011

betapa "ngoyo"nya sang pemuda mengejar cintanya

Masalah perjodohan memang merumitkan benar. Apalagi di zaman serba palsu ini. Keaslian adalah barang mahal. Maka berpura-pura adalah lawan untuk menghadapi kepalsuan itu.

Yang jelas, pemuda dan pemudi mayoritas dihinggapi rasa takut tidak mendapat jodoh. Ini realita yang mengglobal. Maka, batin mereka, harus dicari jauh-jauh hari. Tak peduli usia masih sangat belia, urusan cinta jangan kalah dengan yang dewasa. Harus punya jodoh, harus. Paling, kalau tidak punya jodoh, harus punya yang disuka. Terserah hal apa yang disuka darinya. Bisa tajirnya, pintarnya, skillnya, wajahnya, rambutnya, atau gaya bicaranya. Hanya sebatas modal suka itulah, mereka mengikat janji. Katanya janji hidup bersama. Tapi, kenyataannya ketidaksepahaman membuat impian hidup bersama nampak kabur. Walhasil, bukan hidup bersama, tapi senang bersama. Soal duka, tanggung sendiri saja.

Rasa takut tidak mendapat jodoh bukannya tidak berefek terhadap pencapaian seseorang. Banyak waktu, uang, dan potensi yang dikeluarkan untuk meraihnya. Sahabat yang setia kepadanya bisa pula dinomorduakan. Orang tua yang menyayanginya, bisa saja disanggah perkataannya, diabaikan nasehatnya, dan didurhakai (na'udzubillah).

Pada taraf ini, bisa dilihat, betapa "ngoyo"nya sang pemuda mengejar cintanya. Bisa dipastikan pula bahwa dari caranya mati-matian mengejar "cinta", ia menjadikannya sebagai tujuan hidup. Mungkin ia telah berbohong dahulu kepada gurunya, sebab di sekolah ketika ditanya soal cita-cita, ia menjawab, "Pilot", atau "Dokter", juga "Presiden", tetapi kenyataannya sekarang cita-citanya adalah "mendapat jodoh". Padahal "mendapat jodoh" adalah urusan yang semua manusia bisa merasakannya, ya sama seperti siklus hidup "lahir, sekolah, cari kerja, kawin, punya anak, tua, mati".

Bagi orang2 besar macam Nabi Muhammad, soal jodoh memang sangat penting, tetapi bukan tujuan utama dalam hidup. Dengan didampingi seorang wanita, lelaki menjadi lebih kuat dan mapan dalam mengarungi hidup. Itu yang membuat orang-orang terkemuka di bumi ini dapat menancapkan pengaruhnya.

Kalau "mendapat jodoh" menjadi tujuan utama dalam hidup, maka hal-hal yang lain dianggap sebagai apa?, seperti contohnya negara ini, atau kalau terlalu luas, ambil saja lah kampung masing-masing. Soal pendidikan anak-anak, soal jalan yang rusak, hasil tani yang belakangan ini mengecewakan lantaran gagal panen, soal listrik yang seringkali padam, soal bbm yang tambah mahal, soal, soal, …….

Tidak ada komentar: