Sabtu, 20 Agustus 2011

सोअल इनी लगी

Konsepnya sederhana sekali, "perempuan baik-baik untuk lelaki baik-baik, perempuan buruk untuk lelaki yang buruk", plus "pezina lelaki tidak akan menikah kecuali dengan pezina perempuan atau orang musyrik".

Tapi banyak pertanyaan manusia seputar keabsahan konsep tersebut, sebab seringkali dijumpai pasangan yang tidak serasi. Belum lagi soal cinta selalu saja misterius. Yang jelas, perjodohan itu sendiri adalah kodrat Illahi yang telah digariskan, sebagaimana diajarkan, manusia telah ditentukan rezeki, jodoh, dan lahir, matinya.

Pertanyaan keabsahan konsep itu sendiri membawa banyak orang kepada jalan lain yang diambil di luar syariat. Modernisme mendukung jalan itu. Komunikasi, informasi yang berkembang pesat memungkinkan adanya akses ke tahapan selanjutnya. Belum lagi longgarnya adat ketimuran membuat kontrol orang tua tak lagi optimal terhadap bujang maupun anak gadisnya.

Dan inilah bentuk proses perjodohan masa kini. "Bukan lagi zaman Siti Nurbaya", begitu anak-anak gadis pengusung modernisme dan feminisme alias penganut setia paham kesetaraan gender berargumen.

Tidak ada komentar: