Kamis, 18 Juli 2013

Hanya Sekedar Bisa

Untuk mencapai tahapan "terampil" dalam melakukan suatu pekerjaan, seseorang harus menekuninya. Kunci dari keterampilan adalah besaran frekuensi seseorang dalam melakukan suatu hal. Pada percobaan pertama, seseorang mempunyai banyak kemungkinan dalam menjalani pekerjaannya. Bisa gagal, bisa juga berhasil. Tanggapan dari hasil percobaan itu berbeda-beda. Ada yang puas, ada yang menyerah, ada pula yang tertantang.
Keberhasilan dalam percobaan pertama membuat orang beranggapan bahwa dirinya "BISA". Tentu saja tahapan "BISA" didapatkan karena ia mempunyai bakat dalam pekerjaan yang coba dijalaninya. Tapi, karena ini adalah percobaan pertama, maka tetap saja "BISA"nya itu ya "SEKEDAR BISA" dan belum mencapai tahap terampil. Sebab, bisa di awal, belum tentu bisa untuk kedua kalinya. Mungkin saja ia gagal dalam melakukan pekerjaan untuk kali kedua. Lalu ia berubah pikiran tentang dirinya dari "BISA" menjadi "TIDAK BISA". Atau ia merasa tertantang sebab heran dengan capaiannya pada kali kedua. Sebab ia "BISA" pada awal percobaan. Sehingga ia mencoba lagi, lagi, dan lagi. Sampai ia tahu tiap detil kesalahan, menginventarisir masalah, mengklasifikasikan jenisnya, merunut akibatnya, dan membuat rumus solusi sendiri dari pemikirannya.
Maka dari itu, keterampilan tidak dapat diraih hanya dengan melakukan sebuah pekerjaan sekali saja, melainkan harus BERKALI-KALI.

Tidak ada komentar: