Kamis, 18 Juli 2013

Keikhlasan dan Profesional

Keikhlasan dalam bahasa jawa sering disebut sebagai sepi ing pamrih, melakukan sesuatu tanpa mengharapkan pamrih. Tentu saja seseorang yang ikhlas melakukan pekerjaan dengan harapan hasilnya dapat bermanfaat bagi orang banyak. Saat bekerja ia tidak memikirkan "saya dapat apa?" "saya dapat berapa?", sehingga terkesan ia tidak memikirkan dirinya sendiri.
Bodohnya orang yang menganggap keikhlasan sebagai "kesediaan untuk tidak dibayar" telah menggiring perilaku yang tidak etis, seperti memanfaatkan "kesediaan" itu. Masih untung kalau dimanfaatkan untuk kepentingan kelompok atau golongannya, tapi kalau kepentingan pribadi ?. Kurang ajar namanya.
Kebodohan itu membuat status antara keikhlasan dengan profesionalitas menjadi kabur, tumpang tindih, sehingga tidak jelas.
Seorang pemain bola yang bermain untuk klubnya tentu sudah selayaknya mendapat gaji. Tentunya sesuai dengan kontrak yang tertera di atas draf perjanjian kedua belah pihak. Kejelasan status " profesional" itu membuat pihak klub tidak bisa sewenang-wenang melalaikan kewajibannya menggaji pemain.


Tidak ada komentar: