Sabtu, 11 Januari 2014

Titik Dua

"Apa passwordnya ?" sorang sahabat bertanya. Yang lain menjawab," titik dua! ". Si penanya kemudian mengetikkan kata yang dimaksud, namun segera bertanya kembali, " kok ga bisa ? emang apa sih passwordnya ? ". Yang ditanya menegaskan kembali, " Ya memang itu kok passwordnya, titik dua !".

Berkali - kali tanya jawab berlangsungdan si penanya belum juga berhasil membuka laptop di hadapannya. Saking kesalnya, ia meminta sobat yang ditanya untuk mengetikkan sendiri password yang dimaksud. Namun, yang diminta menolak sambil tersenyum. Jelaslah, ia sedang mempermainkan temannya dengan password itu. Sang teman mendengus kesal mencoba sendiri berbagai kemungkinan, karena ia mulai tahu bahwa ia sedang dipermainkan. Ya, itu memang permainan lafal, tulisan, kata, dan sejenisnya. Perbedaan lafal dan penulisan jadi kuncinya. Jelas luas sekali kemungkinannya kalau ia mencoba semuanya. Misalnya :
1. Titik Dua
2. Titik dua
3. titik dua
4. titik dua
5. TITIK DUA
6. ..
7. titik 2
8. :

dan berbagai kemungkinan lainnya....

Semuanya telah dicoba, namun laptop masih belum mau membuka dirinya. Sampai putus asa dan berdiri, siap beranjak pergi. Langsung sang teman mencegahnya," Dah, jangan nangis ! Nih, tak bukain ..". Jarinya langsung menekan dua tombol untuk mengisi kolom sandi dan enter, lalu terbukalah !.

Sang kawan yang masih kesal, bertanya lagi, " Emang apa sih ?" Ternyata passwordnya => .2
hahaha singkat tapi padat.

Itu sekelumit pengalaman tentang password. Kurang kerjaan sepertinya. Tapi cukup menggambarkan siap, apa, bagaimana, dan mengapa alat itu dipakai.

Terkadang pada properti milik kantor resmi diberi sandi yang resmi dan masih berhubungan dengan lembaga itu. Sedangkan milik pribadi diberi sandi sesuai keinginan si empunya. Itupun tergantung kepribadian, hobi, dan mood yang melekat pada watak empunya.

Ada juga senior yang maniak serial Harry Potter. Password laptopnya biasanya disetel lafal-lafal mantra yang ngetren dalam sekuel itu. Seperti, "Lumos!", "Avada Kedavra!". Kalau sudah bosan, diganti dengan lafal mantra yang lain seperti, "Wingardium Leviosa !" atau "Crucio!" dan lain sebagainya. Ada - ada saja, memang,,,,,,

Tak kalah anehnya, soal tanya jawab password juga menampakkan persepsi berbeda yang ada di benak penanya maupun pemberi jawab. Seperti seorang yang menjawab dan menyebutkan password "Lupa!". Alih-alih segera diketik si penanya, malah ditanggapi, "Yang bener aja! Masa' password laptop sendiri lupa ?"

Kesal dengan pertanyaan dan ketidakpercayaan si penanya, sang pemilik mengetikkan password yang hanya empat huruf saja, "LUPA". "Oh, ternyata passwordnya emang "LUPA" ya ?" sang penanya nyengar-nyengir saja menanggapinya.

Banyak fenomena unik serupa, yang ternyata isi dan pernyataan password adalah password itu sendiri, seperti "Ga Tau!" atau "Izin!" atau "Terserah!" atau "Ga Boleh!", dan sejenisnya.

Mungkin maksudnya bukan kurang kerjaan. Bisa sekedar guyonan, refreshing, melepas beban, atau apalah. Tapi yang tidak mau diribetkan juga kadang tidak memasang kata sandi. Sehingga begitu menyala, langsung dapat digunakan.

Tidak ada komentar: